Jakarta, 19 Maret 2025 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan hari ini, rupiah tercatat berada di level Rp16.200 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya di Rp16.050 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penguatan indeks dolar AS secara global, kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed) yang masih mempertahankan suku bunga tinggi, serta arus keluar modal asing dari pasar keuangan Indonesia. Selain itu, meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik dan inflasi yang masih tinggi juga turut memberikan tekanan terhadap mata uang Garuda.
Menurut analis pasar, Bank Indonesia diperkirakan akan terus melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menahan pelemahan rupiah agar tidak semakin dalam. Namun, efektivitas kebijakan ini masih bergantung pada perkembangan ekonomi global dan respons investor terhadap kebijakan fiskal serta moneter di dalam negeri.
Di sisi lain, pelemahan rupiah dapat berdampak pada kenaikan harga barang impor, termasuk bahan baku industri dan produk konsumsi. Hal ini berpotensi meningkatkan inflasi dalam negeri jika tidak diimbangi dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah.
Masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak pelemahan rupiah ini dan mengikuti perkembangan pasar keuangan secara cermat guna mengambil langkah antisipatif yang diperlukan.
