Alasan Mengerikan Mengapa Ibu Kota RI Harus Dipindah ke Kalimantan

Pemerintah Indonesia terus bergerak maju dengan rencana ambisius untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Namun, perbincangan hangat mencuat setelah pengunduran diri Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pengunduran diri ini menjadi sorotan, terutama di media asing. Agence France Presse (AFP) melaporkan bahwa perubahan kepemimpinan ini terjadi saat proyek IKN senilai US$32 miliar masih kesulitan menarik investasi asing.

“Presiden Indonesia telah mengganti kepala ibu kota negara yang baru, dalam sebuah perombakan yang mengejutkan hanya beberapa minggu sebelum proyek kontroversial ini resmi dibuka di Kalimantan,” tulis AFP pada Minggu (14/7/2024).

Rencana pemindahan ibu kota ini sebenarnya sudah diumumkan sejak 2019 oleh Presiden Joko Widodo. Salah satu alasan utama adalah untuk mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek yang kini menghadapi masalah ekologis serius, seperti penurunan tinggi permukaan tanah yang mengancam beberapa wilayah dengan risiko tenggelam.

Permasalahan ini juga pernah disoroti oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Pada Juli 2021, Biden dalam pidatonya di kantor Direktur Intelijen Nasional AS menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam akibat perubahan iklim.

“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur…,” ujarnya.

Biden bukan tanpa alasan. Pada 2019, World Economic Forum menempatkan Jakarta sebagai kota yang paling mungkin tenggelam pada 2100, diikuti oleh Lagos, Nigeria, dan Houston, AS. Di tahun 2021, NASA juga memperingatkan bahwa meningkatnya suhu global dan mencairnya lapisan es membuat kota-kota pesisir seperti Jakarta menghadapi risiko banjir yang semakin besar.

NASA mencatat kenaikan permukaan laut global rata-rata sebesar 3,3 mm per tahun, ditambah dengan badai hujan yang semakin intens akibat atmosfer yang memanas. Sejak 1990-an, banjir besar telah menjadi hal biasa di Jakarta, dengan banjir pada musim hujan 2007 merendam 70% wilayah kota.

Gambar landsat NASA menunjukkan bahwa pembabatan hutan dan pembangunan di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane telah mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, meningkatkan risiko limpahan dan banjir bandang. Populasi Jakarta yang lebih dari dua kali lipat antara 1990 dan 2020 menambah tekanan pada dataran banjir yang berisiko tinggi.

Selain itu, banyak saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat oleh sedimen dan sampah, membuat Jakarta sangat rentan terhadap luapan air. Gambar dari tahun 1990 menunjukkan pembangunan yang meluas ke perairan dangkal Teluk Jakarta, dengan setidaknya 1.185 hektar lahan baru dibangun di sepanjang pantai.

Inilah alasan mengapa pemindahan ibu kota ke Kalimantan dirasa sangat penting. Jakarta yang semakin terancam oleh banjir dan penurunan tanah membutuhkan solusi jangka panjang, dan pemindahan ibu kota adalah langkah besar ke arah itu.

One thought on “Alasan Mengerikan Mengapa Ibu Kota RI Harus Dipindah ke Kalimantan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *